.

Search This Blog

Syarat perancangan Beton SNI

Syarat perancangan Beton Standar Nasional Indonesia

Perancangan Beton

Perancangan cara Inggris atau yang dikenal dengan metode Departemen Pekerjaan Umum yang tertuang dalam SK.SNI.T-15-1990-03 "Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal" Merupakan Adopsi dari cara Departement of Environment (DoE), Building Research Establishment,Britain.

Kuat Tekan Rencana Beton (MPa)

Beton yang dirancang harus memenuhi persyaratan kuat tekan rata-rata, yang memenuhi syarat berdasarkan data deviasi standar hasil uji kuat tekan yang lalu (umur 28 hari) untuk kondisi dan jenis konstruksi yang sama. Persyaratan kuat tekan didasarkan pada hasil uji kubus berisi 150 mm, maka hasilnya harus dikonversi menggunakan persamaan :

f'c = [ 0.76 + 0.2 Log (f'ck/15) f'ck,

Dimana :
f'c    = Kuat tekan beton yang disyaratkan, MPa.
f'ck    = Kuat tekan beton, MPa, dari uji kubus beton bersisi 150 mm.

data kuat tekan sebagai dasar perancangan, dapat menggunakan hasil uji kurang dari 28 hari berdasarkan data rekaman yang lalu untuk kondisi pekerjaan yang sama dengan karakteristik lingkungan dan kondisi yang sama. Jika mengguanakan hal ini maka dalam perancangan harus disebutkan (dalam gambar atau dalam uraian lainnya), dan hasilnya dikonversi untuk umur 28 hari berdasarkan Tabel 8.16 (PB, 1989:16)

Umur Beton (hari)                3          7        14      21        28
--------------------------------------------------------------------
Semen Portland Tipe 1        0.46    0.70    0.88    0.96    1.00

Pemilihan Proporsi Campuran Beton

Rencana kekuatan beton didasarkan pada hubungan antara kuat tekan dengan faktor air semen. Pemilihan proporsi campuran beton harus memenuhi syarat atau ketentuan - ketentuan sebagai berikut :

- Untuk beton dengan kuat tekan f'c lebih dari 20 MPa, Proporsi campuran percobaan harus didasarkan pada campuran berat (weight batching), (PB,1989 : 17).

- Untuk Beton dengan kuat tekan f'c hingga 20 MPa proporsi campuran percobaan boleh didasarkan pada campuran volume (volume Batching- ASTM C.685). Penakaran volume harus didasarkan pada proporsi campuran dalam berat yang dikonversikan ke dalam volume berdasarkan berat satuan volume (bulking) dari masing - masing bahan (PB, 1989 : 17).

- Khusus untuk beton yang direncanakan mempunyai kekuatan sebesar 10 MPa, bila pertimbangan praktis dan kondisi setempat tidak memungkinkan pelaksanaan beton dengan mengikuti prosedur perancangan proporsi campuran (PB,1989:17), dapat digunakan perbandingan 1 PC : 2 agregat Halus : 3 Agregat kasar, dengan nilai slump beton tidak boleh melebihi 100 mm. Jika beton tersebut digunakan untuk struktur yang kedap air, dapat digunakan perbandingan 1PC : 1.5 agregat halus : 2.5 agregat kasar.

BAHAN CAMPURAN BETON

bahan yang digunakan dalam campuran harus memenuhi syarat standar yaitu :

- air harus memenuhi syarat yang berlaku, dalam hal ini tertuang dalam SK.SNI.S-04-1989-F tentang spesifiaksi air sebagai bahan bangunan. Air yang dapat diminum dapat langsung digunakan, jika tak memenihu syarat atau tak dapatdiminum, air yang digunakan harus memenuhi syarat uji perbandingan kekuatan tekan dengan menggunakan bahan air standar, minimal memenuhi syarat 90% kuat tekannya. perbandingan campuran dibuat dan di uji berdasarkan syarat uji ASTM C.109, " Test Methods for Compressive Strength of Hydraulic Cemen Mortars (using 50 mm cube Specimens).

- Semen harus memenuhi syarat SII-0013-81, tentang Mutu dan cara uji semen Portland atau SK.SNI.S-04-1989-F " Spesifikasi Bahan Perekat Hidrolis sebagai bahan bangunan.

- Agregat Halus memenuhi syarat SII-0052-80 tentang mutu dan cara uji agregat beton atau SK.SNI-S-04-1989-F, Spesifikasi agregat sebagai bahan bangunan.

- Bahan tambah yang digunakan harus memenuhi syarat SK.SNI.S-18-1990-03 Spesifikasi Bahan Tambah Untuk Beton Atau SK.SNI.S-19-1990-03 Jika menggunakan bahan tambah gelembung udara.
KLIK TOMBOL G+ jika anda Suka

0 comments:

Post a Comment