.

Search This Blog

Krisis Ekonomi (lagi), Perlukah Menunda Bangun Rumah?

Krisis global yang sedang terjadi saat ini saya yakin membuat banyak orang mulai kuatir, terutama bagi yang akan bangun rumah. Baru-baru ini ada calon klien saya yang hendak membangun rumah dengan terpaksa menunda keinginannya, karena rencananya akan menggunakan kredit dari bank. Namun dengan keadaan saat ini dimana suku bunga menjadi tinggi (saya yakin pasti memberatkan) terpaksa mereka menunda keinginan untuk bangun rumah.

Namun ada juga klien saya yang justru mempercepat rencananya untuk bangun rumah, karena memang saat ini beberapa jenis material di pasaran justru mengalami penurunan harga, antara lain: besi beton, bata, pasir, dll. Walaupun ada juga yang mengalami kenaikan, atara lain: kayu (kusen), cat, semen, kunci, engsel, handel pintu.

Saya yakin saat ini banyak dari Anda yang berniat membangun rumah bertanya-tanya perlukan menunda bangun rumah untuk saat ini? Mungkin bila tidak terlalu mendesak, saya akan merekomendasikan untuk menunda saja, sehingga dana Anda bisa dialokasikan ke investasi lain yang lebih aman dan liquid. Namun bila kebutuhan untuk bangun rumah atau merenovasi rumah sangat mendesak (misal: sudah mulai musim hujan dan kebetulan rumah Anda merupakan langganan banjir setiap tahun), maka saya akan merekomendasikan untuk tetap bangun rumah namun dengan lebih “pintar”. Bila biasanya banyak orang membangun rumah dengan menyerahkan sepenuhnya kepada pemborong (sistem borongan) karena dengan alasan tidak mau repot, atau supaya harga tetap, maka kebalikkannya saya akan menyarankan Anda yang ingin bangun rumah, yang kebetulan dengan dana yang “ngepas banget”, untuk lebih aktif lagi dalam perencanaan dan menggunakan sistem cost and fee bila Anda hendak menggunakan jasa kontraktor. Akan lebih baik lagi bila Anda yang menjadi project manager rumah Anda sendiri, dan hanya menggunakan jasa konsultan yang akan membantu Anda mengawasi secara berkala (jelas fee nya akan lebih murah) sehingga Anda tidak ditipu oleh mandor Anda.

Mengapa saya menyarankan cara ini? Akan saya jelaskan, bila Anda menggunakan jasa pemborong, fee yang Anda keluarkan akan jauh lebih besar, berapa? Sekedar informasi fee 10% yang biasanya tertera di RAB sebenarnya nilainya lebih daripada itu. Nilai harga satuan yang tertera di RAB biasanya sudah lebih besar dari harga modalnya (memperhitungkan waste yang terjadi dilapangan, kenaikan harga yang mungkin akan terjadi, dll). Jadi kalau dengan harga satuan yang sebenarnya makan fee 10% akan lebih kecil dari yang tertera di RAB, bagaimana cara menghitung harga satuan sebenarnya? Maaf yang ini tidak bisa saya ajarkan (rahasia perusahaan). Namun dengan ilustrasi sederhana di atas Anda sekarang bisa menghitung bahwa Anda sebenarnya bisa lebih berhemat lagi, bukan?

Bila Anda menggunakan jasa seorang konsultan fee tersebut bisa di hemat, karena fee nya berkisar 2-5% (bukan patokan, bisa tergantung dari negosiasi Anda dengan konsultan Anda) dari RAB yang nilai harga satuannya berdasarkan harga riil di lapangan saat ini (jelas makin murah). Namun cara ini pun bila Anda tidak matang dalam perencanaan ada resikonya, biaya akan membengkak. Jadi yang paling penting adalah mencari konsultan yang bisa menjadi wakil owner yang bisa Anda percaya kejujurannya dan keahliannya.

Jadi perlukan Anda menunda bangun rumah di saat krisis yang sudah di depan mata seperti ini? Kesimpulan dari saya adalah tergantung kebutuhan Anda, bila tidak mendesak tundalah, namun bila mendesak laksanakan namun dengan perencanaan yang matang dan dengan di bantu oleh konsultan yang bisa Anda percaya.

Selamat bangun rumah!

0 comments:

Post a Comment